Minggu, 03 November 2013

lanjutan awal daur hidup


2.7       Macam-macam Pemijahan
1. Macam pemijahan pertama diwakili oleh jenis ikan bawal, layang, selar como, selar malam dan
selar bentong. Pada kelompok ikan ini hanya didapatkan satu kelompok telur yang matang, dan bila
sudah memijah kelompok ikan ini mempunyai ovari seperti kantong kosong dengan beberapa butir
telur yang sedang dalam keadaan dihisap kembali.
2. Macam pemijahan kedua didapatkan pada kelompok ikan tembang, ikan lemah, selar kuning dan
ekor kuning. Pada kelompok ini, sebelum telur kelompok pertama mencapai kematangan, kelompok
telur berikutnya sudah memisahkan diri dari stok telur yang lain. Sebelum terjadi pemijahan
didapatkan dua kelompok telur yang berpisah. Sesudah berpijah didapatkan selain kelompok stok
telur yang umum ada pula sekelompok telur yang berukuran lebih besar yang sedang mematang dan
akan dikeluarkan dalam pemijahan berikutnya.
3. Macam pemijahan ketiga diwakili oleh ikan tenggiri. Dalam ovari yang sedang matang ditemukan
tiga kelompok telur yang sedang berkembang dekat dengan kelompok telur yang matang.
1. Prabhu (1956) juga mempelajari periodisitas pemijahan ika n-ikan tropik di perairan India dan
menbedakan pola pemijahan berdasarkan tahap-tahap kematangan telur intra ovarian dan juga
menunjukkan bahwa pemijahan pada spesies yang berbeda betul-betul terjadi secara periodik( e- learning 2006).
e- learning usu. 2006 . e – learning ikhtiology usu.universitas Sumatra utara . medan ( hal 102 )
Prabhu (1956) juga mempelajari periodisitas pemijahan ika n-ikan tropik di perairan India dan
menbedakan pola pemijahan berdasarkan tahap-tahap kematangan telur intra ovarian dan juga
menunjukkan bahwa pemijahan pada spesies yang berbeda betul-betul terjadi secara periodik
§ Tipe A. Pemijahan hanya berlangsung satu kali dalam satu tahun dalam waktu yang pendek.
Kelompok telur yang matang dalam ovari dapat dibedakan dengan kelompok telur stok. Pemijahan macam ini ditemukan pada ikan-ikan Therapon jarbua, Macrones vittatus dan Chirocentrus dorab.
§ Tipe B. Pemijahan berlangsung satu kali satu tahun tetapi dalam waktu yang lama, lebih lama
dari tipe pemijahan A. Pemijahan tipe ini ditemukan pada ikan Pelates qudrilineatus, Cypsilurus
oligolepis. Kadang-kadang ada dua kelompok telur yang sama tahap kematangannya.
§ Tipe C. Pemijahan berlangsung dua kali setahun. Pemijahan macam ini ditemukan pada ikanikan
Psammoperca waigiensis. Therapon puta dan Caranx leptolepis. Disamping kelompok telur
yang sudah matang didapatkan kelompok kedua dengan pembentukan kuning telurnya telah jelas
yang menunjukkan sedang menjadi matang.
§ Tipe D. Pemijahan sepanjang tahun, tetapi terputus-putus, seperti terdapat pada ikan
Stelophorus indicus. Telur matang didapatkan lebih dari satu kelompok yang mungkin berbeda satu
dengan kelompok lainnya tapi memperlihatkan proses berkesinambungan.
( e- learning 2006).
e- learning usu. 2006 . e – learning ikhtiology usu.universitas Sumatra utara . medan ( hal 102 )



2.8       Bagian-bagian Telur
Menurut Wahyuningsih dan Terlana (2006), Telur dari hewan yang bertulang belakang, secara umum dapat dibedakan berdasarkan kandungan kuning telur dalam sitoplasmanya yaitu :
a) Telur homolecithal (isolecithal). Golongan telur ini hanya terdapat pada mamalia. Jumlah kuning telurnya hanya sedikit terutama dalam bentuk butir-bitir lemak dan kuning telur yang terbesar di dalam sitoplama.
b) Telur telolecithal. Golongan telur ini terdapat sejumlah kuning telur yang berkumpul
pada salah satu kutubnya. Ikan tergolong hewan yang mempunyai jenis telur tersebut.
Protoplasma dari telur Teleostei dan Elasmobranchia akan mengambil bagian pada beberapa pembelahan pertama. Kuning telur tidak turut dalam proses-proses pembelahan, sedangkan perkembangan embrionya terbatas pada sitoplasma yang terdapat pada kutub anima. Telur ikan ovipar yang belum dibuahi, bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang dinamakan selaput kapsul atau chorion. Pada chorion ini terdapat sebuah mikropil yaitu suatu lubang kecil tempat masuknya sperma ke dalam telur pada waktu terjadi pembuahan. Di bawah chorion terdapat selaput yang kedua dinamakan selaput vitelline. Selaput yang ketiga mengelilingi plasma telur dinamakan selaputplasma. Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain dan tidak ada ruang diantaranya. Bagian telur yang terdapat sitoplasma biasanya berkumpul di sebelah telur bagian atas yang dinamakan kutubanima, sedangkan bagian kutub yang berlawanan terdapat banyak kuning telur yang dinamakan kutubvegetatif. Kuning telur yang ada di bagian tengah keadaannya lebih pekat daripada kuning telur yang ada pada bagian pinggir karena adanya sitoplasma yang banyak terdapat di sekeliling inti telur.
Gambar Telur ikan ovipar yang belum dibuahi :



Gambar Telur setelah keluar dari tubuh induk, dengan ruang perivitelline

Menurut Najmiyati (2009), Telur yang belum dibuahi bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang dinamakanselaput kapsul atau khorion. Di bawah khorion terdapat selaput yang kedua dinamakan selaput vitelin. Selaput yang mengelilingi plasma telur dinamakan selaput plasma. Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain dan tidak terdapat ruang diantaranya. Lapisan vitelin pada ikan mas mempunyai ukuran ketebalan 10.0-10.2 μm dan mempunyai struktur yang komplek dan terdiri dari empat lapisan yang penamaannya berbeda berdasarkan penemu. Lapisan bagian luar terdiri 2 bagian berdasarkan perbedaan sitokimia. Selanjutnya dikatakan bahwa kedua lapisan ini kaya akan protein.
DAFTAR PUSTAKA :

Najmiyati, Erma. 2009. Induksi Ovulasi Dan Derajat Penetasan Telur Ikan Hike (Labeobarbus Longipinnis) Dalam Penangkaran Menggunakan Gnrh Analog. IPB: Bogor.
Wahyuningsih, Hesti Dan Ternala Alexander Barus. 2006. Buku Ajar Iktiologi. Universitas Sumatera Utara: Medan.

2.9       Fase-fase Perkembangan Embrio Ikan
            Perkembangan larva terdiri dari dua tahap yaitu prolarva dan post larva. Prolarva adalah larva yang masih mempunyai kuning telur dan tubuh transparan. Post larva adalah larva yang kuning telurnya telah habis dan organ-organ tubuhnya telah terbentuk sampai larva tersebut memiliki bentuk menyerupai ikan dewasa. Perkembangan larva ikan kerapu atas 4 fase yaitu; (l) fase yolk sac yaitu mulai dari menetas hingga kuning telur habis, (2) fase prefleksion yaitu dimulai dari kuning telur habis terserap sampai terbentuk spin, (3) fase fleksion yaitu dimulai dari terbentuknya spin, calon sirip ekor, perut dan punggug sampai hilangnya spina, (4) fase pasca fleksion yaitu dimulai dari hilang atau tereduksinya spina sampai menjadi juvenil. Oleh karena perkembangan morfologis dari masing-masing spesies ikan kerapu berbeda-beda, maka perlu dikaji perkembangan morphologis larva ikan humpback grouper yang dipelihara secara terkontrol selama proses penyerapan kuning telur (Usman et al., 2003)
Usman B, CR Saad, R Affandi, MS Kamarudin dan AR Alimon. 2003. PERKEMBANGAN LARVA IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes oltivelis) SELAMA PROSES PENYERAPAN KUNING TELUR. Jurnal lktiologi Indonesia, Volume 3, Nomor I, Juni 2003

Embriogenesis Telur Ikan Nila pada Salinitas Berbeda Pada empat jam setelah fertilisasi perlakuan B, C, D dan E memperlihatkan perkembangan embrio pada awal periode blastula, kecuali perlakuan A yang memperlihatkan embrio berada pada akhir periode pembelahan. Pada 45 jam setelah fertilisasi perlakuan A, D dan E memperlihatkan pada bagian anteriorterdapat bentuk kepala yang masih samar dan terdapat bercak melanofor pada permukaan telur, sedangkan perlakuan B dan C memperlihatkan mata yang telah tampak namun belum berpigmen dan terdapat bercak melanofor pada permukaan telur. Embriogenesis telur ikan nila pada empat dan 45 jam setelah fertilisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Embriogenesis telur ikan nila pada salinitas berbeda dengan perbesaran 100 kali

Keterangan :
1. Akhir periode pembelahan
2. Awal periode blastula
3. Bagian anterior terdapat bentuk kepala yang masih samar dan terdapat bercak melanofor pada
permukaan telur
4. Mata telah tampak tapi belum berpigmen dan terdapat bercak melanofor pada permukaan telur
5. Mata mulai berpigmen, otak mulai membesar, jantung tampak berdenyut, ekor terlihat
memanjang secara ventral pada cincin germinal, pada sisi ventral dekat kuning telur terdapat
melanofor
6. Embrio ikan nila yang tidak mengalami perkembangan
7. Mata berpigmen, otak membesar, jantung berdenyut, ekor memanjang secara ventral pada cincin
germinal, pada sisi ventral dekat kuning telur terdapat melanofor, terbentuk faring
8. Lapisan pelindung telur rusak, cairan dalam telur tertarik keluar, telur mati
9. Larva umur 0 hari
10. Larva umur 0-1 hari
11. Larva umur 1 hari
(diana et al., 2013)
Diana, Ariska Novi., Endang Dewi Masithah, Akhmad Taufiq Mukti dan Juni Triastuti. 2013. EMBRIOGENESIS DAN DAYA TETAS TELUR IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA SALINITAS BERBEDA. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo – Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar

 
;