2.7
Macam-macam Pemijahan
1. Macam
pemijahan pertama diwakili oleh jenis ikan bawal, layang, selar como, selar
malam dan
selar bentong.
Pada kelompok ikan ini hanya didapatkan satu kelompok telur yang matang, dan
bila
sudah memijah
kelompok ikan ini mempunyai ovari seperti kantong kosong dengan beberapa butir
telur yang
sedang dalam keadaan dihisap kembali.
2. Macam
pemijahan kedua didapatkan pada kelompok ikan tembang, ikan lemah, selar kuning
dan
ekor kuning. Pada
kelompok ini, sebelum telur kelompok pertama mencapai kematangan, kelompok
telur berikutnya
sudah memisahkan diri dari stok telur yang lain. Sebelum terjadi pemijahan
didapatkan dua
kelompok telur yang berpisah. Sesudah berpijah didapatkan selain kelompok stok
telur yang umum
ada pula sekelompok telur yang berukuran lebih besar yang sedang mematang dan
akan dikeluarkan
dalam pemijahan berikutnya.
3. Macam
pemijahan ketiga diwakili oleh ikan tenggiri. Dalam ovari yang sedang matang
ditemukan
tiga kelompok
telur yang sedang berkembang dekat dengan kelompok telur yang matang.
1. Prabhu (1956)
juga mempelajari periodisitas pemijahan ika n-ikan tropik di perairan India dan
menbedakan pola
pemijahan berdasarkan tahap-tahap kematangan telur intra ovarian dan juga
menunjukkan
bahwa pemijahan pada spesies yang berbeda betul-betul terjadi secara periodik( e-
learning 2006).
e-
learning usu. 2006 . e – learning ikhtiology usu.universitas Sumatra utara .
medan ( hal 102 )
Prabhu (1956)
juga mempelajari periodisitas pemijahan ika n-ikan tropik di perairan India dan
menbedakan pola
pemijahan berdasarkan tahap-tahap kematangan telur intra ovarian dan juga
menunjukkan
bahwa pemijahan pada spesies yang berbeda betul-betul terjadi secara periodik
§ Tipe A. Pemijahan hanya berlangsung satu kali dalam satu tahun dalam waktu
yang pendek.
Kelompok telur
yang matang dalam ovari dapat dibedakan dengan kelompok telur stok. Pemijahan macam
ini ditemukan pada ikan-ikan Therapon jarbua, Macrones vittatus dan
Chirocentrus dorab.
§ Tipe B. Pemijahan berlangsung satu kali satu tahun tetapi dalam waktu yang lama,
lebih lama
dari tipe
pemijahan A. Pemijahan tipe ini ditemukan pada ikan Pelates qudrilineatus,
Cypsilurus
oligolepis.
Kadang-kadang ada dua kelompok telur yang sama tahap kematangannya.
§ Tipe C. Pemijahan berlangsung dua kali setahun. Pemijahan macam ini ditemukan
pada ikanikan
Psammoperca
waigiensis. Therapon puta dan Caranx leptolepis. Disamping kelompok telur
yang sudah
matang didapatkan kelompok kedua dengan pembentukan kuning telurnya telah jelas
yang menunjukkan
sedang menjadi matang.
§ Tipe D. Pemijahan sepanjang tahun, tetapi terputus-putus, seperti terdapat
pada ikan
Stelophorus
indicus. Telur matang didapatkan lebih dari satu kelompok yang mungkin berbeda
satu
dengan kelompok
lainnya tapi memperlihatkan proses berkesinambungan.
( e- learning 2006).
e-
learning usu. 2006 . e – learning ikhtiology usu.universitas Sumatra utara .
medan ( hal 102 )
2.8
Bagian-bagian Telur
Menurut
Wahyuningsih dan Terlana (2006), Telur dari hewan yang bertulang belakang,
secara umum dapat dibedakan berdasarkan kandungan kuning telur dalam
sitoplasmanya yaitu :
a) Telur
homolecithal (isolecithal). Golongan telur ini hanya terdapat pada mamalia.
Jumlah kuning telurnya hanya sedikit terutama dalam bentuk butir-bitir lemak
dan kuning telur yang terbesar di dalam sitoplama.
b)
Telur telolecithal.
Golongan telur ini terdapat sejumlah kuning telur yang berkumpul
pada
salah satu kutubnya. Ikan tergolong hewan yang mempunyai jenis telur tersebut.
Protoplasma dari telur
Teleostei dan Elasmobranchia akan mengambil bagian pada beberapa pembelahan
pertama. Kuning telur tidak turut dalam proses-proses pembelahan, sedangkan
perkembangan embrionya terbatas pada sitoplasma yang terdapat pada kutub anima.
Telur ikan ovipar yang belum dibuahi, bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang
dinamakan selaput kapsul atau chorion. Pada chorion ini terdapat
sebuah mikropil yaitu suatu lubang kecil tempat masuknya sperma ke dalam
telur pada waktu terjadi pembuahan. Di bawah chorion terdapat selaput yang
kedua dinamakan selaput vitelline. Selaput yang ketiga mengelilingi
plasma telur dinamakan selaputplasma. Ketiga selaput ini semuanya
menempel satu sama lain dan tidak ada ruang diantaranya. Bagian telur yang
terdapat sitoplasma biasanya berkumpul di sebelah telur bagian atas yang
dinamakan kutubanima, sedangkan bagian kutub yang berlawanan terdapat
banyak kuning telur yang dinamakan kutubvegetatif. Kuning telur yang ada
di bagian tengah keadaannya lebih pekat daripada kuning telur yang ada pada
bagian pinggir karena adanya sitoplasma yang banyak terdapat di sekeliling inti
telur.
Gambar Telur ikan ovipar yang
belum dibuahi :
Gambar Telur setelah keluar
dari tubuh induk, dengan ruang perivitelline
Menurut
Najmiyati (2009), Telur yang belum dibuahi bagian luarnya dilapisi oleh selaput
yang dinamakanselaput kapsul atau khorion. Di bawah khorion terdapat selaput
yang kedua dinamakan selaput vitelin. Selaput yang mengelilingi plasma telur
dinamakan selaput plasma. Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain
dan tidak terdapat ruang diantaranya. Lapisan vitelin pada ikan mas mempunyai
ukuran ketebalan 10.0-10.2 μm dan mempunyai struktur yang komplek dan terdiri
dari empat lapisan yang penamaannya berbeda berdasarkan penemu. Lapisan bagian
luar terdiri 2 bagian berdasarkan perbedaan sitokimia. Selanjutnya dikatakan
bahwa kedua lapisan ini kaya akan protein.
DAFTAR PUSTAKA :
Najmiyati, Erma. 2009. Induksi Ovulasi
Dan Derajat Penetasan Telur Ikan Hike (Labeobarbus Longipinnis) Dalam
Penangkaran Menggunakan Gnrh Analog. IPB: Bogor.
Wahyuningsih, Hesti Dan Ternala
Alexander Barus. 2006. Buku Ajar Iktiologi. Universitas Sumatera Utara: Medan.
2.9
Fase-fase Perkembangan Embrio Ikan
Perkembangan larva terdiri dari dua
tahap yaitu prolarva dan post larva. Prolarva adalah larva yang masih mempunyai
kuning telur dan tubuh transparan. Post larva adalah larva yang kuning telurnya
telah habis dan organ-organ tubuhnya telah terbentuk sampai larva tersebut
memiliki bentuk menyerupai ikan dewasa. Perkembangan larva ikan kerapu atas 4
fase yaitu; (l) fase yolk sac yaitu mulai dari menetas hingga kuning telur
habis, (2) fase prefleksion yaitu dimulai dari kuning telur habis terserap
sampai terbentuk spin, (3) fase fleksion yaitu dimulai dari terbentuknya spin,
calon sirip ekor, perut dan punggug sampai hilangnya spina, (4) fase pasca
fleksion yaitu dimulai dari hilang atau tereduksinya spina sampai menjadi
juvenil. Oleh karena perkembangan morfologis dari masing-masing spesies ikan
kerapu berbeda-beda, maka perlu dikaji perkembangan morphologis larva ikan
humpback grouper yang dipelihara secara terkontrol selama proses penyerapan
kuning telur (Usman et al., 2003)
Usman B, CR Saad, R Affandi, MS Kamarudin dan AR Alimon.
2003. PERKEMBANGAN LARVA IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes oltivelis) SELAMA
PROSES PENYERAPAN KUNING TELUR. Jurnal lktiologi Indonesia, Volume 3, Nomor I,
Juni 2003
Embriogenesis
Telur Ikan Nila pada Salinitas Berbeda Pada empat jam setelah fertilisasi
perlakuan B, C, D dan E memperlihatkan perkembangan embrio pada awal periode
blastula, kecuali perlakuan A yang memperlihatkan embrio berada pada akhir
periode pembelahan. Pada 45 jam setelah fertilisasi perlakuan A, D dan E
memperlihatkan pada bagian anteriorterdapat bentuk kepala yang masih samar dan
terdapat bercak melanofor pada permukaan telur, sedangkan perlakuan B dan C
memperlihatkan mata yang telah tampak namun belum berpigmen dan terdapat bercak
melanofor pada permukaan telur. Embriogenesis telur ikan nila pada empat dan 45
jam setelah fertilisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar
1. Embriogenesis telur ikan nila pada salinitas berbeda dengan perbesaran 100
kali
Keterangan
:
1.
Akhir periode pembelahan
2.
Awal periode blastula
3.
Bagian anterior terdapat bentuk kepala yang masih samar dan terdapat bercak
melanofor pada
permukaan
telur
4.
Mata telah tampak tapi belum berpigmen dan terdapat bercak melanofor pada
permukaan telur
5.
Mata mulai berpigmen, otak mulai membesar, jantung tampak berdenyut, ekor
terlihat
memanjang
secara ventral pada cincin germinal, pada sisi ventral dekat kuning telur
terdapat
melanofor
6.
Embrio ikan nila yang tidak mengalami perkembangan
7.
Mata berpigmen, otak membesar, jantung berdenyut, ekor memanjang secara ventral
pada cincin
germinal,
pada sisi ventral dekat kuning telur terdapat melanofor, terbentuk faring
8.
Lapisan pelindung telur rusak, cairan dalam telur tertarik keluar, telur mati
9.
Larva umur 0 hari
10.
Larva umur 0-1 hari
11.
Larva umur 1 hari
(diana
et al., 2013)
Diana, Ariska Novi., Endang Dewi Masithah, Akhmad Taufiq
Mukti dan Juni Triastuti. 2013. EMBRIOGENESIS DAN DAYA TETAS TELUR IKAN NILA
(Oreochromis niloticus) PADA SALINITAS BERBEDA. Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo – Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar