Ada
beberapa istilah yang harus dipahami jika akan menyelesaikan persoalan dengan
analisa L.P yaitu
v Fungsi
Fungsi adalah
suatu aturan yang menghubungkan beberapa buah variabel. Contoh :
P = f (JK,JP)
Dimana :
P = Upah pekerja ;
JK = Jumlah jam kerja ;
JP = Jumlah produksi
Persamaan diatas dibaca upah pekerja adalah fungsi dari JK dan
JP. Artinya upah pekerja yang akan diperoleh dipengaruhio atau ditentukan oleh
jumlah jam kerja dan jumlah produksi. Selanjutnya fungsi dapat dikembangkan
menjadi bentuk yang lebihg lengkap menunjukkan hubungan variabel-variabelnya
sebagai berikut :
Y = 4 + 2 X
Dari dua contoh diatas P dan Y adalah variabel dependent
(tergantung) sedangkan JK, JP dan X adalah variabel independent (tidak
tergantung).
Fungsi tujuan
dalam persoalan L.P yang mana dapat berupa maksimalisasi atau minimalisasi
merupakan fungsi dari beberapa aktivitas produksi. Secara umum dapat ditulis
seebagai berikut :
Z = f (x1, x2,
x3 ..., xn)
Persamaan tersebut dibaca Z fungsi dari variabel x1, x2, x3
... xn. Selanjutnya hubungan tersebut lebih jelas dituangkan dalam persamaan
yaitu
Z = c1x1 + c2x2
+ c3x3+ ... + cnxn
v Linier
Linier
merupakan hubungan antara beberapa variabel independent dan satu variabel
dependent, dimana apabila dilakukan
penambahan yang sama di satu pihak, maka akan menimbulkan efek konstan bagi
pihak lainnya. Persamaan linier adalah suatu bentuk persamaan yang bila
digambarkan pada grafik akan berbentuk garis lurus seperti tampak pada gambar 2
berikut

![]() |

X1
Gambar 2.
Grafik dari persamaan linier
Persamaan/pertidaksamaan linier ditandai dengan variabel yang
berpangkat satu . Misalnya 2 x1 + 4 x2 ³ 8. Pertidaksamaan tersebut bila
digambar dalam grafik akan tampak pada gambar 3 berikut :

![]() |
X1
Gambar 3.
Grafik pertidaksamaan
Keterangan : Arah panah menunjukkan daerah atau himpunan
penyelesaian (H.P) dari ketidaksamaan
v Model
Model
adalah abstraksi dan penyederhanaan dari dunia atau keadaan yang nyata. Karena
merupakan abstraksi dari keadaan nyata, maka strukturnya tidak seruwet keadaan
nyata. Didalam menganalisis program linier dan variasinya, pembentukan model
memegang peranan penting, karena salah dalam menentukan atau menyusun model
hasilnyapun tidak ada artinya.
Model adalah suatu gambaran yang sistematis dan
abstrak, dimana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan
berbagai aspek dari sebuah proses (Book dalam Cangara, 1998). Ada juga yang
menggambarkan model sebagai cara untuk menunjukkan sebuah obyek, dimana
didalamnya dijelaskan kompleksitas suatu proses, pemikiran dan hubungan antara
unsur-unsur yang mendukungnya. Model dibangun agar kita dapat mengidentifikasi,
menggambarkan atau mengkatagorisasikan komponen-komponen yang relevan dari
suatu proses. Sebuah model dapat dikatakan sempurna jika mampu memperlihatkan
semua aspek-aspek yang mendukung terjadinya sebuah proses. Misalnya dapat
melakukan spesifikasi dan menunjukkan kaitan antara satu komponen dengan
komponen lainnya dalam satu proses serta keberadaannya dapat ditunjukkan secara
nyata (Cangara, 1998).
Secara garis besar model dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu model fungsional dan operasional. Model operasional menggambarkan
proses dengan cara melakukan pengukuran dan proyeksi kemungkinan-kemungkinan
operasional, baik terhadap luaran maupun faktor-faktor lain yang mempengaruhi
jalannya suatu proses. Sedangkan model fungsional berusaha menspesifikasi
hubungan-hubungan tertentu diantara berbagai unsur dari suatu proses serta
menggeneralisasinya menjadi hubungan-hubungan baru.
Suatu model yang baik adalah yang dapat memenuhi tiga kriteria
sebagai berikut :
a)
Kesesuaian yaitu model
harus mampu merangkum unsur-unsur yang sangat pokok dari persoalan yang
dihadapi
b)
Kesederhanaan, model harus
dibuat sesederhana mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada dan sesuai dengan
urgensi permasalahan yang dihadapi
c)
Keserasian yaitu model
tersebut harus mampu mengenyampingkan hal-hal yang kurang berguna.
L.P sebagai suatu teknik perencanaan, maka tidak
terlepas dari proses pengambilan keputusan. Teknik pengambilan keputusan yang
menggunakan L.P prosesnya dikembangkan secara bertahap dan sistematis yaitu
terdiri dari 5 tahap sebagai berikut :
1. Identifikasi persoalan,
meliputi
- Penentuan dan
perumusan tujuan yang jelas dari persoalan dalam sistem model yang
dihadapi
- Identifikasi peubah
yang dipakai sebagai kriteria untuk pengambilan keputusan
- Kumpulan data tentang
kendala atau pembatas
2. Penyusunan model meliputi
- Memilih model yang
cocok dan sesuai dengan permasalahan
- Merumuskan segala
macam faktor yang terkait dalam model yang bersangkutan secara simbolik ke
dalam rumusan model matematikanya
- Menentukan
peubah-peubah beserta kaitan-kaitannya satu sama lainnya
- Tetapkan fungsi
tujuan dan kendala-kendala dengan nilai-nilai dan parameter yang jelas
3. Analisis model
- Melakukan analisis
terhadap model yang telah disusun dan dipilih tersebut
- Memilih hasil-hasil
analisis yang terbaik (optimal)
- Melakukan uji kepekaan dan analisis post optimal terhadap hasil-hasil analisis model tersebut
1. Pengesahan
Analisis
pengesahan model menyangkut penilaian terhadap sebuah model yaitu dengan cara
mencocokan model dengan keadaan dan data nyata. Selain itu pengesahan model
juga diperlukan dalam rangka menguji dan mengesahkan asumsi-asumsi yang
membentuk model tersebut secara struktural yaitu peubahnya, hubungan-hubungan
fungsionalnya dan lain-lain.
Setelah dicocokan dengan data dan keadaan nyata
tersebut, dan ternyata model ini cocok karena mendekati kenyataan, maka model
yang bersangkutan dianggap sah atau dapat dipercaya untuk dapat dipakai dalam
analisis-analisis pengambilan keputusan. Pengembangan sustu model yang dapat
diterapkan (aplicable) untuk suatu
proses pengambilan keputusan yang baik, akan mengikuti suatu proses yang
panjang, sebagaimana tampak pada gambar 5. Dengan berjalannya waktu dan
berkembangnya keadaan permasalahan, maka model yang kita anggap sah tadi pada
situasi dan kondisi lain kiranya perlu disesuaikan dan disempurnakan lagi untuk
mendapatkan hasil analisis yang tepat, serasi dan sesuai. Proses ini akan
berjalan secara terus menerus.
v Model Matematika
Model yang
digunakan dalam penyelesaian persoalan L.P adalah menggunakan mpdel matematika.
Model matematika atau model simbolik ini mempunyai ciri utama bahwa keadaan
yang nyata harus disusun dalam abstraksi dengan simbol-simbol matematika,
bagaimanapun kompleksnya suatu persoalan, sepanjang dapat diidentifikasikan.
Kemudian disusun dalam sebuah model simbolik, maka disitulah L.P dan variasinya
berperanan. Bahasa yang dipakai oleh model ini adalah logika simbolik ( Nasendi
dan Anwar, 1985).
v Persoalan Optimasi (Optimation Problem)
Persoalan
optimasi adalah suatu upaya untuk memperoleh hasil, penerimaan, pendapatan,
keuntungan dsb dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Pada
dasarnya persoalan optimasi adalah suatu persoalan untuk membuat nilai suatu
fungsi beberapa variabel menjadi maksimum atau minimum dengan memperhatikan
pembatasan-pembatasan yang ada. Biasanya pembatasan tersebut meliputi tenaga
kerja (labour), Uang (money), material yang merupakan input serta waktu dan
ruang.
Dibawah
ini akan diuraikan contoh persoalan optimasi yang dihadapi oleh pemilik
perusahaan dan direktur pemasaran
a) Pemilik perusahaan yang mempunyai beberapa
jenis bahan mentah ingin menentukan besarnya produksi dari beberapa jenis
barang agar supaya diperoleh suatu hasil penjualan yang maksimal. Didalam
memproduksi barang-barang tersebut pemilik perusahaan dihadapkan kepada
tersedianya bahan mentah, waktu penggunaan mesin, ruangan gudang untuk
menyimpan barang yang terbatas . Persoalan tersebut apabila diringkas akan
tampak sebagai berikut
Tabel 1.
Matrik analisis dalam persoalan L.P
Sumber
|
Aktivitas
|
Batas sumber
|
|||
X1
|
X2
|
|
Xn
|
||
v
Bhn
mentah
v
Wkt
mesin
v
gudang
|
a11
a21
a31
|
a12
a22
a32
|
.........
.........
........
|
a1n
a2n
a3n
|
b1
b2
bn
|
f.Tuj
|
C1
|
C2
|
.........
|
Cn
|
|
b) Direktur pemasaran suatu perusahaan akan
mengangkut suatu jenis barang tertentu (minyak, pupuk, semen, beras, telur,
ikan, udang, pindang, ikan kaleng, dan lain-lain) dari beberapa tempat asal
(pabrik, pusat produksi, gudang, tempat konsumen, pasar, dan lain-lain. Didalam
mengangkut barang tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga jumlah biaya
transportasi minimum dengan memperhatikan bahwa suplai barang tersebut dari
setiap tempat asal terbatas, sedangkan permintaan barang dari setiap tempat
tujuan harus memenuhi sejumlah tertentu.
Dua contoh
diatas yaitu memperoleh jumlah hasil penjualan yang maksimum dan jumlah biaya
pengangkutan yang minimum dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada
disebut persoalan optimasi (optimation
problems)
v
Penerimaan, biaya dan keuntungan
Penerimaan
dari suatu usaha adalah merupakan perkalian antara produk yang dihasilkan
dengan harga per unit dari produk tersebut. Sedangkan keuntungan adalah
penerimaan setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan. Atau dapat
dikatakan besarnya penerimaan dari suatu usaha adalah harga jual dikurangi
biaya per unit dikalikan volume produksi. Hal tersebut dengan asumsi bahwa
produk yang dihasilkan habis terjual.
Contoh 1:
v
Perusahaan
pengalengan ikan memproduksi ikan kaleng jenis tuna. Harga per kaleng Rp.
2.500,- Selama bulan Maret perusahaan dapat menjual habis produksinya yaitu
sebanyak 1.000.000 kaleng. Berapa penerimaan perusahaan dalam bulan Maret
tersebut ?
Jawab :
Penerimaan = harga/kaleng x Jumlah produk
= C x X
= 1.000.000 x Rp. 2.500
=
Rp. 2.500.000.000
v
Contoh 2
Informasi lainnya dari perusahaan pengalengan adalah biaya per
kaleng Rp. 1.500,-. Berapa keuntungan perusahaan?
Jawab :
1) Keuntungan = Penerimaan – total biaya
= Rp. 2.500.000.000 – (1.500
x 1.000.000)
= Rp. 1000.000.000
Atau :
2) Keuntungan = (Harga jual /unit –
biaya/unit) x volume produksi
= (Rp. 2.500 – Rp. 1.500) x
1.000.000
= Rp. 1000.000.000
Contoh 3
v
Dalam
perkembangannya perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk yaitu ikan
kaleng jenis tuna dan lemuru. Harga ikan lemuru adalah Rp. 2.000. Biaya per
kaleng Rp. 1.300 dan volume pemasaran 750.000 kaleng. Berapa penerimaan dan
Jawab :
Penerimaan = ( harga 1 x Jml produk 1) + (Harga 2 x Jml produk
2)
= C1 x1 + C2 x2
= (Rp 2500 x 1000000) + (2000 x 750000)
=
4.000.000.000
v
Contoh 4
Jawab :
3) Keuntungan = Penerimaan – total biaya
= Rp. 4.000.000.000 – [(1.500 x 1.000.000)+(1300 x 750.000]
= Rp. 1.525.000.000
Atau :
4) Keuntungan = [(Harga jual 1/unit –
biaya 1/unit) x volume produksi 1] +
[(Harga jual 2/unit – biaya 2/unit) x volume
produksi 2]
= [(Rp. 2.500 – Rp. 1.500) x 1.000.000 ]+ [(Rp. 2000 – Rp.
1.300) x 750.000 ]
= Rp. 1.525.000.000
0 komentar:
Posting Komentar